LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ORGANIK II
MODUL 16
A.
Judul Percobaan : Asam Benzoat dan Benzilalkohol
B.
Tujuan percobaan :
.
C.
Dasar teori
Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain alcohol;
dan kadang untuk minuman yang mengandung
alkohol. Hal ini disebabkan karena memang etanol yang digunakan sebagai bahan
dasar pada minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol lainnya. Begitu
juga dengan alkohol yang digunakan dalam dunia famasi. Alkohol yang dimaksudkan
adalah etanol. Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang
lebih luas lagi.
Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum untuk senyawa organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atom karbon lain.
Alkohol adalah turunan hidrokarbon yang satu
atau lebih atom H-nya diganti dengan gugus hidroksil. Alkohol dibagi atas 3
golongan, yaitu alkohol primer, sekunder, dan tersier.
Dalam peristilahan umum, "alkohol" biasanya adalah etanol atau grain alcohol. Etanol
dapat dibuat dari fermentasi buah atau gandum dengan ragi. Etanol sangat umum digunakan, dan
telah dibuat oleh manusia selama ribuan tahun. Etanol adalah salah satu obat
rekreasi (obat yang digunakan untuk bersenang-senang) yang paling tua dan
paling banyak digunakan di dunia. Dengan meminum alkohol cukup banyak, orang
bisa mabuk. Semua alkohol bersifat toksik (beracun), tetapi etanol tidak
terlalu beracun karena tubuh dapat menguraikannya dengan cepat.
Alkohol digunakan secara
luas dalam industri dan sains sebagai pereaksi, pelarut, dan bahan bakar. Ada
lagi alkohol yang digunakan secara bebas, yaitu yangdikenal di masyarakat
sebagai spirtus. Awalnya alkohol digunakan secara b ebas sebagai bahan bakar.
Namun untuk mencegah penyalahgunaannya untuk makanan atau minuman, maka alkohol
tersebut didenaturasi. denaturated alcohol disebut juga methylated spirit, karena
itulah maka alkohol tersebut dikenal dengan nama spirtus.
Struktur
Gugus fungsional alkohol adalah gugus hidroksil yang terikat pada karbon hibridisasi
sp3. Ada tiga jenis utama alkohol - 'primer', 'sekunder, dan 'tersier'. Nama-nama ini merujuk pada jumlah
karbon yang terikat pada karbon C-OH. Etanol dan metanol (gambar di bawah) adalah alkohol primer.
Alkohol sekunder yang paling sederhana adalah propan-2-ol, dan alkohol tersier sederhana
adalah 2-metilpropan-2-ol.
Ø
Isopropil Alkohol (sec-propil alcohol, propan-2-ol, 2-propanol) H3C-CH(OH)
CH3, atau alkohol gosok
Ø
Gliserin (atau gliserol,
propana-1,2,3-triol) HO-CH2-CH(OH)-CH2-OH yang terikat
dalam minyak dan lemak alami, yaitu trigliserida (triasilgliserol)
Alkohol digunakan secara luas dalam industri dan sains sebagai pereaksi, pelarut,dan bahan bakar. Ada lagi alkohol yang digunakan
secara bebas, yaitu yang dikenal di masyarakat sebagai spirtus. Awalnya alkohol
digunakan secara bebas sebagai bahan bakar. Namun untuk mencegah
penyalahgunaannya untuk makanan atau minuman, maka alkohol tersebut
didenaturasi. denaturated alcohol disebut juga methylated spirit, karena itulah
maka alkohol tersebut dikenal dengan nama spirtus.
Nama umum biasanya dibentuk dengan mengambil nama gugus alkil, lalu menambahkan
kata "alkohol". Contohnya, "metil alkohol" atau "etil
alkohol” sedangkan Nama IUPAC dibentuk dengan mengambil nama rantai alkananya,
menghapus "a" terakhir, dan menambah "ol". Contohnya,
"metanol" dan "etanol".
Turunan Alkohol
Metanol
atau metil alkohol (CH3OH) ditemukan tahun 1661 oleh Robert Boyle diantara
senyawaan yang terbentuk pada penyulingan kering kayu. Metanol murni berupa
cairan tidak berwarna, baunya menyerupai alkohol dan rasanya tajam. Larut dalam
air dan pelarut organik. Bila dibakar nyalanya tidak bercahaya dan
kebiru-biruan. Metanol sangat beracun, bila diminum selain dapat memabukkan
juga dapat mengakibatkan kebutaan.Dahulu metanol terdapat pada
penyulingan kering kayu.
Bila
kayu dipanaskan dalam retor dari besi pada suhu 300'C, maka dalam retor itu
tinggal arang kayu, sedangkan sulingan selain dari CO terdiri dari 2 fasa cair
yang tidak dapat bercampur. Metanol tidak murni sering disebut spiritus-kayu
(wood spirit).Metanol digunakan sebagai pelarut, untuk membuat pernis, industri
zat warna, sebagai bahan untuk membuat metanal, sebagai tambahan pada bensin,
dan untuk mengawasifatkan etanol. Etanol atau etilalkohol (C2H5OH) telah
lama diketahui manusia, berkat pembentukannya pada peragian buah yang
mengandung sakar.Etanol adalah cairan jernih yang larut dalam air dan berbau
khas, nyalanya berwarna biru. Etanol banyak dibuat dengan peragian sakar,
misalnya glukosa.
Viskositas
dari cairan newton bisa ditentukan dengan mengukur waktu yandibutuhkan bagi
cairan tersebut untuk lewat antara 2 tanda ketika ia mengalir karena gravitasi
melalui viskometer Ostwald. Waktu alir dari cairan yang diuji dibandingkan
dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat yang viskositasnya sudah diketahui
( biasanya air ) untuk lewat 2 tanda tersebut.( Moechtar,1990 )
a.
Viskometer Hoppler.
Berdasrkan
hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi keseimbangan sehingga gaya
gesek = gaya berat – gaya archimides. Prinsip kerjanya adalah menggelindingkan
bola ( yang terbuat dari kaca ) melalui tabung gelas yang hampir tikal berisi
zat cair yang diselidiki. Kecepatan jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga
resiprok sampel. ( Moechtar,1990 )
b.
Viskometer Cup dan Bob.
Prinsip kerjanya sample digeser
dalam ruangan antara dinding luar dari bob dan dinding dalam dari cup dimana
bob masuk persis ditengah-tengah. Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya
aliran sumbat yang disebabkan geseran yang tinggi disepanjang keliling bagian
tube sehingga menyebabkan penueunan konsentrasi. Penurunan konsentrasi ini
menyebabkab bagian tengah zat yang ditekan keluar memadat. Hal ini disebt aliran
sumbat. ( Moechtar,1990 )
c.
Viskometer Cone dan Plate.
Cara
pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-tengah papan, kemudian
dinaikkan hingga posisi dibawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh motor dengan
bermacam kecapatan dan sampelnya digeser didalam ruang semit antara papan yang
diam dan kemudian kerucut yang berputar. ( Moechtar,1990 )
D.Alat Dan Bahan
- alat alat yang digunakan
Pipet tetes
Bahan:Gelas. Panjang: 150 mm dengan karet kualitas baik.
Kegunaan : Untuk meneteskan larutan dengan jumlah kecil.
Tabung reaksi
Bahan: gelas borosilikat, Ukuran: 15 x 150mm. Per pak 50 buah.
Kegunaan
Untuk mereaksikan zat
- bahan – bahan yang digunakan
- air
- etanol
- t – butanol
- Gliserol
- Etilena Glikol
- N – Butanol
- Methanol
D. Prosedur Kerja
-
kekeruhan
-
Menghitung
berapa tetes senyawa alkohol yang ditambahkan
A. Dilakukan lagi denganmenggunakan etanol, n-butanol
B. Titik didih
-
Di
basahi dengan menggunakan ,
etanol, dan
n-butanol
-
Menggoreskan
kapas-kapas yang telah basah pada permukaan kaca
-
Mengamati
manakah yang lebih dulu mengering, etanol atau n-butanol
-
Mengulangi perc. Dengan menggunakan n-butanol dengan
t-butanol
B.
Kelarutan Dalam Air
-
Dimasukan
10 tetes air
-
Dimasukan
tetes demi tetes secara perlahan-lahan, tapi sebelumnya dibilas dengan senyawa
alkohol yang diujikan
-
Diamati
kelarutannya
-
Penambahan
Dihentikan apabila terdapat emulsi atau, pentanol, s-butanol, t-butanol dan
gliserol
HASIL PENGAMATAN
]
C. Uji Bau
-
Dibuka
-
Di
baui dengan cara menepiskan upanya dai mulut botol kearah hidung
(dilarang
mencium langsung dari botol)
-
Melakukan uji bau pada metanol, etanol, n-butanol,
s-butanol, t-butanol, pentanol, etilena glikol dan gliserol
D.
Hasil Pengamatan
Titik didih
No
|
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
1
|
Kapas yang dibulatkan
dibasahi masing masing dengan senyawa etanol dan n – butanol
Kemudian digoreskan masing
masing kapas pada petrmukaan kaca (lauasnya sama)
|
Etanol lebih cepat menguap
dari pada n – butanol
|
2
|
Perlakuan yang sama dilakukan
pada n – butanol dan t – butanol
|
t – butanol lebih cepat
menguap dari pada n – butanol
|
No
|
Perlakuan
|
Hasil pengamatan
|
1
|
10 tetes Etanol + Air
|
Etanol melalut dalam air,
tidak terjadi emulsi atau kekeruhan
|
2
|
10 tetes T – butanol + air
|
T – butanol melarut dalam
air, tidak terjadi kekeruhan atau emulsi
|
3
|
3 tetes Gliserol + Air
|
Gliserol larut tetapi
tidak terjadi kekeruhan
|
Uji bau
No
|
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
1
|
Menguji bau Etanol
|
Berbau menyengat
|
2
|
Menguji bau T – Butanol
|
Berbau busuk
|
3
|
Menguji bau Methanol
|
Berbau sangat busuk
|
4
|
Menguji bau gliserol
|
Berbau tapi tidak
menyengat
|
5
|
Menguji bau Etilena glikol
|
Tidak berbau
|
6
|
Menguji bau N – Butanol
|
Baunya sangat busuk
|
E.
Pembahasan
a.
Titik didih
Menyediakan kapas yang dibulatkan, besarnya bulatan
tersebut di sesuaikan dengan mulut botol senyawa alkohol kemudian basahi
masing-masing kapas dengan menggunakan
senyawa alkohol, etanol, n-butanol,dengan jalan memiringkan botol dan goreskan
kapas-kapas yang telah basah tersebut pada permukaan kaca, goresannya harus
sama luasnya. Kemudian amati manakah yang lebih
dahulu mengering, etanol atau n
butanol. Ternyata etanol
lebih cepat mengering bila dibandingkan dengan n-butanol. Hal ini disebabkan
karena etanol yang mempunyai rantai atom pendek bila dibandingkan dengan
n-butanol. Sehingga apabila diuapkan diudara antara etanol dan n-butanol maka
etanol yang lebih menguap. Perlakuan yang sama juga dilakukan pada n – butanol
dan t – Butanol dan setelah diamati t – butanol lebih menguap dahulu dari pada
n – butanol, dengan demikian n – butanol memili titik didih lebih tinggi
daripada t – Butanol.
Kelarutan Dalam Air
Memasukan 10 tetes air kedalam tabung reaksi kecil
yang bersih dan kering. Kemudian dengan menggunakan pipet tetes yang sama yang
sebelumnya harus dibilas terlebih dahulu dengan senyawa alkohol yang akan
diujikan. Kemudian mengamati bagaimana kelarutannya. Dan apabila terdapat
kekeruhan atau emulsi, maka penambahan harus dihentikan. Kemudian menghitung
beberapa tetes senyawa alkohol yang ditambahkan tadi. Dan hasilnya n-butanol memiliki kelarutan yang besar dimana hanya
beberapa tetes air n-butanol tersebut telah keruh (7 tetes) dan Ethanol
memiliki kelarutan yang kecil karena walaupun telah banyak ditetesi air tetapi
tidak terjadi perubahan dan Tertier butanol memiliki kelarutan yang besar
karena hanya dengan 5 tetes telah terjadi kekeruhan Sedangkan gliserol memiliki
kelarutan yang kecil karena untuk mencapai kekeruhan harus ditetesi 20 tetes
air. Jadi dapat disimpulkan bahwa suatu senyawa yang mempunyai rantai atom
terpanjang maka sifat kelarutannya juga semakin besar.
b.
Uji bau
Yang pertama dilakukan adalah dengan membuka tutup
botol yang berisi zat, kemudian segera baui dengan cara menapiskan uapnya dari
mulut botol kearah hidung. Kemudian melakukan uji bau ini pada senyawa alkohol,
metanol, etanol, Etilen glikol, Butanol, Tertier butanol dan Gliserol. Dimana
metanol, etilena glikol dan gliserol tidak berbau sedangkan etanol, butanol dan
tertier butanol berbau.
F.
Kesimpulan
Dari percobaan pada Modul 2 ini dapat disimpukan:
1. Alkohol merupakan zat tidak berwarna. Alkohol
suku rendah (sampai C3) adalah cairan
encer yang dapat tercampur dengan air dalam segala perbandingan.
2 Alkohol suku sedang menyerupai minyak. Semakin
panjang rantai atom C semakin rendah
kelarutannya dalam air. Senyawaan C12 dan lebih tinggi berupa padatan yang tidak larut. Makin panjang
rantai C makin tinggi titik cair dan titik didih.
Gugus hidroksil
mengakibatkan alkohol bersifat polar.
3. n-butanol dan t-butanol lebih lama menguap dari etanol
karena n-butanol dan t- butanol mempunyat titik didih dari
etanol
4. alkohol, etanol dan t-butanol larut sempurna
dalam air sama-sama polar dan kurang
hidropobnya.
G. DAFTAR PUSTAKA
Team Teaching Kimia Organik.
2011. Modul Praktikum.
Gorontalo:UNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar