Minggu, 06 Mei 2012

Laporan BIOKIMIA. Metabolisme "Analisis Urin"


Laporan Akhir
Modul V

A.    Judul : 
Metabolisme “ Analisis Urine “

B.     Tujuan :
-          Mengetahui sifat dan kandungan kimiawi urin normal dan urin patologis

C.    Dasar Teori

Urin adalah suatu cairan esensial dari hasil metabolisme nitrogen dan sulfur,garam-garam anorganik dan pigmen-pigmen. Biasanya berwarna kekuning-kuningan, meskipun secara normal banyak variasinya. Mempunyai bau yang khas untuk speciesyang berbeda. Jumlah urin yang diekskresikan tiap harinya bervariasi, tergantung pada pakan, konsumsi air, temperatur lingkungan, musim dan faktor-faktor lainnya
(Ganong, 2003).

Proses pembentukan urine dalam ginjal meliputi proses penyaringan (filtrasi), penyerapan kembali (reabsorbsi), dan penambahan zat – zat (augmentasi). Proses filtrasi terjadi di glomerulus dan kapsula bowman. Proses reabsorbsi terjadi di tubulus proksimal, dan augmentasi terjadi di tubulus distal. Ginjal kira-kira mengandung 1,3 x 106 nefron yang beroprasi secara paralel. Tiap nefron terdiri dari suatu glomerulus yang dibekali dengan darah dalam sistem kapiler arteri sedemikian sehingga terjadi tekanan filtrasi yang memadai untuk mempengaruhi ultrafiltrasi material berberat molekul rendah dalam plasma.
 (Roberts, 1993).

Urin sering dianggap hasil buangan yang sudah tidak berguna. Padahal urin sangat membantu dalam pemeriksaan medis. Urin merupakan salah satu cairan fisiologis yang sering dijadikan bahan untuk pemeriksaan (pemeriksaan visual, pemeriksaan mikroskopis, dan menggunakan kertas kimia) dan menjadi salah satu parameter kesehatan dari pasien yang diperiksa. Selain darah, urin juga menjadi komponen yang penting dalam diagnosis keadaan kesehatan seseorang. Ada 3 macam pemeriksaan, antara lain (1) pemeriksaan visual. Urin mengindikasikan kesehatan yang baik bila terlihat bersih. Bila tidak, maka ada masalah dalam tubuh. Kesehatan bermasalah biasanya ditunjukkan oleh kekeruhan, aroma tidak biasa, dan warna abnormal. (2) Tes yang menggunakan kertas kimia yang akan berganti warna bila substansi tertentu terdeteksi atau ada di atas normal. (3) Hasil yang datang dari pemeriksaan mikroskopis yang dilakukan untuk mengetahui apakah kandungan berikut ini berada di atas normal atau tidak
 (Ganong  2002).

Karakteristik urin normal memiliki warna urin pagi (yang diambil sesaat setelah bangun pagi) sedikit lebih gelap dibanding urin di waktu lainnya. Warna urin normal kuning pucat sampai kuning. Nilai normal 1.003-1.03 g/mL Nilai ini dipengaruhi sejumlah variasi, misalnya umur. Berat jenis urin dewasa berkisar pada 1.016-1.022, neonatus (bayi baru lahir) berkisar pada 1.012, dan bayi 1.002-1.006. Urin pagi memiliki berat jenis lebih tinggi daripada urin di waktu lain, yaitu sekitar 1.026. Urin berbau harum atau tidak berbau, tetapi juga tergantung dari bahan-bahan yang diekskresi. Normal urin berbau aromatik yang memusingkan. Bau merupakan indikasi adanya masalah seperti infeksi atau mencerna obat-obatan tertentu. urin yang normal rata-rata 1-2 liter / hari. Kekurangan minum menyebabkan kepekatan urin meningkat (konsentrasi semua substansi dalam urin meningkat) sehingga mempermudah pembentukan batu. pH urin dapat berkisar dari 4,5 – 8,0. pH bervariasi sepanjang hari, dipengaruhi oleh konsumsi makanan, bersifat basa setelah makan, lalu menurun dan menjadi kurang basa menjelang makan berikutnya. Urine pagi hari (bangun tidur) bersifat lebih asam. (Evelyn  1993). Berikut ini cara mengetahui pH urin dapat dilihat pada Gambar





Proses pembentukan urin
1. Filtrasi (penyaringan)
Proses filtrasi terjadi di kapsul Bowman dan glomerulus. Dinding luar kapsul Bowman tersusun dari satu lapis sel epitel pipih. Antara dinding luar dan dinding dalam terdapat ruang kapsul yang berhubungan dengan lumen tubulus kontortus proksimal. Dinding dalam kapsul Bowman tersusun dari sel-sel khusus (prodosit). Proses filtrasi terjadi karena adanya perbedaan tekanan hidrostatik (tekanan darah) dan tekanan onkotik (tekanan osmotik plasma), dimulai ketika darah masuk ke glomerulus, tekanan darah menjadi tinggi sehingga mendorong air dan komponen-komponen yang tidak dapat larut melewati pori-pori endotelium kapiler, glomerulus, kemudian menuju membran dasar, dan melewati lempeng filtrasi, lalu masuk ke dalam ruang kapsul Bowman.
2. Reabsorpsi (penyerapan)
Proses reabsorpsi terjadi di tubulus kontortus proksimal, lengkung henle, dan sebagian tubulus kontortus distal.reabsorpsi dilakukan oleh sel-sel epitel di seluruh tubulus ginjal. Banyaknya zat yang direabsorpsi tergantung kebutuhan tubuh saat itu. Zat-zat yang direabsorpsi adalah air, glukosa, asam amino, ion-ion Na+, K+, Ca2+, Cl-, HCO3-, HbO42-, dan sebagian urea. Reabsorpsi terjadi secara transpor aktif dan transpor pasif. Glukosa dan asam amino direabsorpsi secara transpor aktif di tubulus proksimal. Reabsorpsi Na+, HCO3- dan H2O terjadi di tubulus kontortus distal.
Proses reabsorpsi dimulai ketika urin primer (bersifat hipotonis dibanding plasma darah) masuk ke tubulus kontortus proksimal. Kemudian terjadi reabsorpsi glukosa dan 67% ion Na+, selain itu juga terjadi reabsorpsi air dan ion Cl- secara pasif. Bersamaan dengan itu, filtrat menuju lengkung henle. Filtrat ini telah berkurang volumenya dan bersifat isotonis dibandingkan cairan pada jaringan di sekitar tubulus kontortus proksimal. Pada lengkung henle terjadi sekresi aktif ion Cl- ke jaringan di sekitarnya. Reabsorpsi dilanjutkan di tubulus kontortus distal. Pada tubulus ini terjadi reabsopsi Na+ dan air di bawah kontrol ADH (hormon antidiuretik). Di samping reabsorpsi, di tubulus ini juga terjadi sekresi H+, NH4+, urea, kreatinin, dan obat-obatan yang ada pada urin. Hasil reabsorpsi ini berupa urin skunder yang memiliki kandungan air, garam, urea dan pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin.


3. Augmentasi (pengumpulan)
Urin sekunder dari tubulus distal akan turun menuju tubulus pengumpul. Pada tubulus pengumpul ini masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-, dan urea sehingga terbentuklah urin sesungguhnya. Dari tubulus pengumpul, urin dibawa ke pelvis renalis, urin mengalir melalui ureter menuju vesika urinaria (kantong kemih) yang merupakan tempat penimpanan sementara urin.


























D.    Alat dan Bahan
o   http://www.p4tkipa.org/image/clip_image052.jpghttp://www.p4tkipa.org/image/clip_image019.jpgAlat




 Pipet Tetes                  Gelas Kimia                Rak Tbg Reaksi                       Gelas Ukurhttp://www.p4tkipa.org/image/clip_image009.jpg                               
clip_image062



              Tabung  Reaksi            Erlenmeyer             Penjepit Tabung              Penangas Air
                                   
                                          
o   Bahan
-          Urin Normal
-          Urin Diabetes
-          Urin Ginjal
-          Aquadest
-          HNO3 encer
-          Larutan AgNO3 10 %
-          HCl encer
-          Larutan BaCl2
-          Larutan Reagen Biuret
-          Larutan Reagen Benedict





E.     Prosedur Kerja

Ø  Uji pH
 



Mencelupkan pH meter ke dlam wadah yang berisi urin yang akan diuji.
-   Membandingkan ketiga urine ini
Urin Normal : asam pH 6,49 Urin Diabetes : basa pH 9,69 Urin Ginjal : basa pH 7,24
 
 



                                          
Ø  Cloud Callout: UrineUji Klorida

                                                                                                                
-   Memasukkan masing-masing 1 ml urine pada tabung reaksi
-  Menambahkan HNO3 dan  1 ml AgNO3 10%
-  Mengamati perubahan yang terjadi
Urin Normal : Endapan Putih         Urin Diabetes : Terbentuk 2 lapisan        keruh  terdapat endapaan putih                                            Urin Ginjal : Endapan Putih
 
 




Ø  Uji Sulfat
 



o   Memasukkan masing-masing 1 ml urine pada tabung reaksi
o   Menambahkan HCl encer dan 1 ml BaCl2
o  
Urin Normal : Larutan menjadi Keruh      Urin Diabetes : Larutan Keruh                                  Urin Ginjal : Larutan Menjadi Keruh
 
Mengamati perubahan yang terjadi

                                                                                                                                                      


Ø  Uji Biuret
 



o   Memasukkan masing-masing 2 ml urine pada tabung reaksi
o   Menambahkan 8 tetes larutan Reagen biuret
o  
Urin Normal : Hijau  Terang                       Urin Diabetes : Biru                         Urin Ginjal : Biru Keunguan
 
Mengamati perubahan yang terjadi

                                                                                                                                                      

Ø  Uji Glukosa
 



o   Memasukkan masing-masing 1 ml urine pada tabung reaksi
o   Menambahkan 1-2 ml larutan Reagen Benedict
o  
Urin Normal : Hijau  Terang                       Urin Diabetes : Biru                         Urin Ginjal : Biru Keunguan
 
Mengamati perubahan yang terjadi

                                                                                                                                                      

















F.     Hasil Pengamatan


Sampel Urin
Uji pH
Uji Klorida
Uji Sulfat
Uji Glukosa
Uji Biuret
Normal
Asam dengan pH= 6,49
+ klorida larutan terdapat endapan putih
+ sulfat larutan menjadi keruh
Tidak terjadi perubahan
Larutan Hijan terang
Diabetes
Basa dengan pH = 9,69
+ klorida terbentuk 2 lapisan atas putih susu, terdapat  putih
+ sulfat larutan menjadi keruh
Larutan menjadi merah bata
Larutan Biru
Ginjal
Basa dengan pH = 7,24
+ klorida larutan terdapat endapan putih
+ sulfat larutan menjadi keruh
Tidak terjadi perubahan
Larutan menjadi biru keunguan

























G.    Pembahasan

            Urin terdiri dari air dengan bahan terkarut berupa sisa metabolisme (sepert urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap ke dalam tubuh melalui molekul pembawa.

            Analisis urin secara fisik meliputi pengamatan warna urin, berat jenis cairan urin dan pH serta suhu urin itu sendiri sedangkan analisis kimiawi dapat meliputi analisis glukosa, analisis protein dan analisis pigmen empedu. Untuk analisis kandungan protein ada banyak sekali metode yang ditawarkan, mulai dari metode uji millon sampai kuprisulfa dan sodium basa. Yang terakhir adalah analisis mikroskopik, sampel urin secara langsung diamati dibawah mikroskop sehingga akan diketahui zat-zat saja yang terkandung di dalam urin tersebut, misalnya kalium phospat, serat tanaman, bahkan bakteri
           
            Yang pertama yang diuji pada percobaan kali ini adalah :
·         Uji pH
Pada uji yang dilakukan adalah memasukkan semua sampel yang kita akan uji ke dalam gelas kimia dan akan dilakukan uji pH, selanjutnya sampel ini dicelupka pH meter untuk menggukur berapa pH dari masing-masing sampel yang diuji dan didapatkan bahwa urin normal adalah 6,49,urin diabetes adalah 9.69, sedangakan untuk urin ginjal adalah 7,24. Dapat kita lihat bahwa untuk urin normal adalah asam sedangkan untuk urin yang lainnya adalah basa hal ini menandakan hal yang mempengaruhi adalah pada kedua urin yang bersifat basa masih ada kandungan NaOH, sedangakan yang kita ketahui bersama bahwa urin pH-nya adalah asam rata-rata memiliki pH 6

·           Uji Klorida
Pada uji ini bertujuan untuk menguji kadar klorida yang terdapat pada urin ini dengan hal pertama yang dilakukan adalah memasukkan masing-masing 1 ml urin yang akan diuji, kemudian di tambahkan HNO3 dan 1 ml AgNO3 10 % dan dapat dilihat pada gambar :




                                   
Urin Normal                         Urin Diabetes                     Urin Ginjal
dari ketiga gambar di atas dapat dilihat bahwa untuk urin diabetes endapan putihnya banyak hal ini menandakan bahwa banyak mengandung klorida. Uji Klorida pada urin dilakukan dengan mencampur HNO3 dan AgNO3, pada urin dan akan terbentuk endapan berwarna putih (AgCl). Apabila larutan tersebut ditambah dengan amoniak berlebihan, endapan tersebut akan larut kembali. HNO3 berfungsi untuk mencegah terjadinya perak fofat Terbentuknya endapan AgCl (endapan putih) menunjukkan adanya ion Cl- yang berasal dari urine diikat oleh Ag+ dari AgNO3. Penambahan amoniak akan mengurangi endapan AgCl. Dapat dilihat dari persamaan reaksi :
                      AgCl         +      NH3OH             AgOH     +    NH4Cl
Uji klorida dilakukan untuk mengetahui zat-zat abnormal yang terkandung dalam urin. Indikatornya terdapat endapan putih, menunjukkan urin tersebut mengandung klorida. Adanya endapan menunjukkan bahwa kinerja hati terganggu.

·         Uji Sulfat
 Pada uji ini bertujuan untuk menguji kadar sulfat yang terdapat pada urin ini dengan hal pertama yang dilakukan adalah memasukkan masing-masing 1 ml urin yang akan diuji, kemudian di tambahkan HCl encer dan 1 ml BaCl2 dan dapat dilihat pada gambar :




  Urin Normal                          Urin Diabetes                     Urin Ginjal
Dapat dilihat pada gambar adalah semua larutan keruh hal ini emnandakan bahwa ada kandungan phospat-nya dan terdapan endapan putih. Hal ini ditandai dengan belerang anorganik merupakan bagian terbesar dari belerang teroksidasi (85-90 %) dan berasal terutama dari metabolisme protein. Pada percobaan ini, urin 24 jam direaksikan dengan HCl encer dan BaCl2. Maka akan terbentuk endapan putih yang menunjukkan adanya belerang anorganik, reaksi yang terjadi :
        BaCl2      +        SO4 2-                 BaSO4     +     2 Cl-

·         Uji Glukosa
Pada uji ini bertujuan untuk menguji kadar glukosa yang terdapat pada urin ini dengan hal pertama yang dilakukan adalah memasukkan masing-masing 1 ml urin yang akan diuji, kemudian di tambahkan 1-2 ml reagen benedict lalu larutan ini dipanaskan dan  dilihat pada gambar  setelah terjadi pemananasan :





                               
Urin Normal                    Urin Diabetes                         Urin Ginjal
Pada uji ini dilakuakan uji benedict pada uji benedict ini bertujuan mengguji gula pereduksi denga prisipnya seperti pada uji glukosa yakni merupakan uji umum untuk mengetahui gula pereduksi. Reagen benedict (ion Cu2+) kan bereaksi (oksidasi reduksi) dengan gula pereduksi dan menghasilkan endapan Cu2O yang berwarna biru kehijauan hingga merah bata.

·         Uji Biuret
Pada uji ini bertujuan untuk menguji kadar protein yang terdapat pada urin ini dengan hal pertama yang dilakukan adalah memasukkan masing-masing 1 ml urin yang akan diuji, kemudian di tambahkan 8 tetes larutan reagen biuret dapat dilihat pada gambar :



                                     
Urin Normal                            Urin Diabetes                          Urin Ginjal
Dari ketiga uji tadi dapat dilihat bahwa hanya urin ginjal yang berebah menjadi keunguan hal ini menandakan adanya kandungan protein, sesuai dengan prinsip dari uji biuret pada protein adalah jika dalam suasana basa , ion Cu2+ bereaksi dengan peptida dan menghasilkan kompleks waran yaitu violet (ungu). Hal ini sesuai dengan pH dari urin ginjal yang basa.

H.    Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat simpulkan bahwa :
ü  Secara umum urin berwarna kuning. Urin encer warna kuning pucat (kuning jernih), urin kental berwarna kuning pekat, dan urin baru / segar berwarna kuning jernih. Urin yang didiamkan agak lama akan berwarna kuning keruh. Berat jenis urin 1,002 – 1,035.
ü  Secara kimiawi kandungan zat dalan urin diantaranya adalah sampah nitrogen (ureum, kreatinin dan asam urat), asam hipurat zat sisa pencernaan sayuran dan buah, badan keton zat sisa metabolism lemak, ion-ion elektrolit (Na, Cl, K, Amonium, sulfat, Ca dan Mg), hormone, zat toksin (obat, vitamin dan zat kimia asing), zat abnormal (protein, glukosa, sel darah Kristal kapur dsb)










Daftar Pustaka

·         Ganong. 2003. Fisiologi Kedokteran. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

·         Ischak Netty I,M.Kes,Dra. 2005. Bahan Ajar Biokimia. Jurusan Kimia UNG :    Gorontalo

·         Roberts, M. 1993. Biology Princeple and Processes, 1 sted. Thomas Nelson and Sons Ltd. London

·         Teaching Team. 2012. Penuntun Praktikum Biokimia, Jurusan Kimia UNG : Gorontalo