LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM DDPA MODUL V
A. Judul :
Identifikasi Kurkumin pada Temulawak secara Kromatografi
Lapis Tipis
B. Maksud :
Agar mahasiswa dapat memahami cara kerja KLT
Tujuan : Identifikasi senyawa sample yang mengandung
kurkumin dengan menggunakan KLT
Prinsip KLT : Pemisahan
komponen kimia berdasarkan prinsip partisi dan adsorbsi secara selektif karena
adanya perbedaan daya serap terhadap adsorben dan pelarutan komponen kimia
terhadap cairan pengelusi
C. Dasar Teori
Kromatografi adalah
suatu cara pemisahan dimana komponen-komponen yang akan dipisahkan
didistribusikan antara 2 fase, salah satunya yang merupakan fase stasioner
(diam), dan yang lainnya berupa fasa mobil (fasa gerak).Fase gerak dialirkan menembus
atau sepanjang fase stasioner. Fase diam cenderung menahan komponen campuran,
sedangkan fasa gerak cenderung menghanyutkannya. Berdasarkan terikatnya suatu
komponen pada fasa diam dan perbedaan kelarutannya dalam fasa gerak,
komponen-komponen suatu campuran dapat dipisahkan. komponen yang kurang larut
dalam fasa gerak atau yang lebih kuat terserap atau terabsorpsi pada fasa diam
akan tertinggal, sedangkan komponen yang lebih larut atau kurang terserap akan
bergerak lebih cepat
Kromatografi
berasal dari bahasa Yunani ‘Kromatos’ yang berarti warna dan ‘Graphos’ yang
berarti menulis. Kromatografi mencakup berbagai proses yang berdasarkan pada
perbedaan distribusi dari penyusun cuplikan antara dua fasa. Satu fasa tinggal
pada system dan dinamakan fasa diam. Fasa lainnya, dinamakan fasa gerak,
memperkolasi melalui celah-celah fasa diam. Gerakan fasa menyebabkan perbedaan
migrasi dari penyusun cuplikan. Kromatografi dikelompokkan atas beberapa macam
yaitu sebagai berikut :
a.
Kromatografi
Lapis Tipis
Kromatografi lapis
tipis yaitu kromatografi yang menggunakan lempeng gelas atau alumunium yang
dilapisi dengan lapisan tipis alumina, silika gel, atau bahan serbuk lainnya.
Kromatografi lapis tipis pada umumnya dijadikan metode pilihan pertama pada
pemisahan dengan kromatografi.
b.
Kromatografi
Penukar Ion
Kromatografi
penukar ion merupakan bidang khusus kromatografi cairan-cairan. Seperti
namanya, system ini khusus digunakan untuk spesies ion. Penemuan resin sintetik
dengan sifat penukar ion sebelum perang Dunia II telah dapat mengatasi
pemisahan rumit dari logam tanah jarang dan asam amino.
c.
Kromatografi
Penyaringan Gel
Kromatografi
penyaringan gel merupakan proses pemisahan dengan gel yang terdiri dari
modifikasi dekstran-molekul polisakarida linier yang mempunyai ikatan silang.
Bahan ini dapat menyerap air dan membentuk susunan seperti saringan yang dapat
memisahkan molekul-molekul berdasarkan ukurannya. Molekul dengan berat antara
100 sampai beberapa juta dapat dipekatkan dan dipisahkan. Kromatografi permeasi
gel merupakan teknik serupa yang menggunakan polistirena yang berguna untuk
pemisahan polimer.
d.
Elektroforesis
Elektroforesis
merupakan kromatografi yang diberi medan
listrik disisinya dan tegak lurus aliran fasa gerak. Senyawa bermuatan positif
akan menuju ke katode dan anion menuju ke anoda. Sedangkan kecepatan gerak
tergantung pada besarnya muatan.
e.
Kromatografi
Kertas
Kromatografi kertas
merupakan kromatografi cairan-cairan dimana sebagai fasa diam adalah lapisan
tipis air yang diserap dari lembab udara oleh kertas jenis fasa cair lainnya
dapat digunakan. Teknik ini sangat sederhana.
Pemisahan KLT dkembangkan oleh
Ismailoff dan Schraiber pada tahun1938. Tekhniknya menggunakan penyokong fase
diam berupa lapisan tipis berupa lapisan tipis berupa lempeng kaca, aluminium
atau pelat inert.
Adsorben yang digunakan biasanya
terdiri dari silica gel atau alumina dapat langsung atau dicampur dengan bahan
perekat misalnya kalsium sulfat untuk disalutkan (dilapiskan) pada pelat.
Sekarang telah tersedia di pasaran berbagai lapis tipis pada pelat kaca,
lembaran aluminium atau embaran sintetik yang langsung dapat dipakai. Pada
pemisahannya, fasa bergerak akan membawa komponen campuran sepajang fase diam
pada pelat sehingga terbentuk kromatogram. Pemisahan yang terjadi berdasarkan
adsorpsi dan partisi.
Teknik kerja KLT prinsipnya sama
dengan kromatografi kertas. Pengembangan umumnya dilakukan dengan cara menaik
dlam mana pelat dicelupkan ke dalam pelarut pengambang. Dibandingkan dengan
kromatografi kertas, KLT mempunyai beberapa kelebihan yaitu :
§ Waktu pemisahan
lebih cepat
§ Sensitive, artinya
meskipun jumlah cuplikan sedikit masih dapat dideteksi
§ Daya resolusinya
tinggi, sehingga pemisahan lebih sempurna
Penentuan
harga Rf pada KLT sama dengan pada kromatografi kertas. Harga Rf dapat
digunakan untuk identifikasi kualitatif. Untuk penentuan kadar, bercak komponen
dapat dikerok lalu dilarutkan dalam pelarut yang sesuai untuk dianalisa dengan
metode lain yang tepat.
Aplikasi
KLT sangat luas, termasuk dalam bidang organic dan anorganik. Kebanyakan
senyawa yang dapat dipisahkan bersifat hidrobof seperti lipida-lipida dan
hidrokarbon dimana bila sukar dikerjakan dengan kromatografi kertas. KLT juga
penting untuk pemeriksaan identitas dan kemurnian senyawa obat, kosmetika,
tinta, formulasi pewarna, dan bahan makanan.
v Pada UV 254 nm
Pada UV 254 nm, lempeng akan berfluoresensi sedangkan
sample akan tampak berwarna gelap. Penampakan noda pada lampu UV 254 nm adalh
karena adanya daya interaksi antara sinar UV dengan indicator fuoresensi yang
terdapat pada lempeng. Fuoresensi cahaya yang tampak merupakan amisi cahaya
yang dipancarkan oleh komponen tersebut ketika electron yang teeksitasi dari
tingkat enrgi dasar ke tingkat energi yang lebih tinggi kemudian kembali ke
keadaan semula sambil melepaskan energi
v Pada UV 366 nm
Pada UV 366 nm, noda akan berfuoresensi dan lempeng
akan berwarna gelap. Penampakan noda pada lampu UV 366 nm adalah karena adanya
daya interaksi antara sinar UV dengan gugus kromofor yang terikat oleh
auksokrom yang ada pada noda tersebut.Fluoresensi cahaya yang tampak merupakan
emisi cahaya yang dipancarka oleh komponen tersebut ketika electron yang
terksitasi dari tingkat energi dasar ke tingkat energi yang lebih tinggi
kemudian kembai ke keadaan semula sambil melepaskan energi.
v Pereaksi semprot H2SO4 10%
Prinsip penampakan noda pereaksi semprot H2SO4
10% adalah berdasarkan kemampuan asam sulfat yang bersifat reduktor dalam
mrusak gugus kromofor dari zat aktif simplisia sehingga panjang geombangnya
akan bergeser ke arah yang lebih panjang (UV menjadi VIS )
sehingga noda menjadi tampak oleh mata.
G. Pembahasan
Kromatografi
adalah suatu cara pemisahan dimana komponen-komponen yang akan dipisahkan
didistribusikan antara 2 fase, salah satunya yang merupakan fase stasioner
(diam), dan yang lainnya berupa fasa mobil (fasa gerak).Fase gerak dialirkan
menembus atau sepanjang fase stasioner. Fase diam cenderung menahan komponen
campuran, sedangkan fasa gerak cenderung menghanyutkannya. Berdasarkan
terikatnya suatu komponen pada fasa diam dan perbedaan kelarutannya dalam fasa gerak,
komponen-komponen suatu campuran dapat dipisahkan. komponen yang kurang larut
dalam fasa gerak atau yang lebih kuat terserap atau terabsorpsi pada fasa diam
akan tertinggal, sedangkan komponen yang lebih larut atau kurang terserap akan
bergerak lebih cepat.
Pada
percobaan ini sample yang digunakan adalah minyak kurkumin dari temulawak yang
diperoleh dari proses soxhletasi dan dilanjutkan dengan evaporasi yang memakan
waktu yang cukup lama. Sample tersebut ditotolkan pada plat KLT lalu dicelupkan
ke dalam gelas chamber yang telah berisi pelarut dalam jumlah tidak terlalu
banyak ketika bercak dari campuran tersebut mengering. Perlu diperhatikan bahwa
batas pelarut berada di bawah garis dimana posisi bercak berada. Ada 2 pelarut yang
digunakan yaitu kloroform dan dietil eter.
Setelah plat KLT yang telah
ditotolkan dengan sample ini dimasukkan ke dalam gelas chamber, maka segera
ditutup gelas ini dengan menggunakan kaca.
Alasan untuk menutup gelas kimia adalah untuk meyakinkan bawah kondisi
dalam gelas kimia terjenuhkan oleh uap dari pelarut. Untuk mendapatkan kondisi
ini, dalam gelas kimia biasanya ditempatkan beberapa kertas saring yang
terbasahi oleh pelarut. Kondisi jenuh dalam gelas kimia dengan uap mencegah
penguapan pelarut.
Pelarut organik naik disepanjang lapisan tipis zat padat diatas
lempengan dan bersamaan dengan pergerakan pelarut tersebut, zat terlarut sample
dibawa dengan laju yang tergantung pada kelarutan zat terlarut tersebut dalam
fasa bergerak dan interaksinya dengan zat padat. Setelah garis depan pelarut
bergerak sekitar 10cm, lempengan dikeringkan dan noda-noda zat terlarutnya
diperiksa seperti pada kromatografi kertas. Pemisahan dapat dikerok dari
lempengan dengan menggunakan spatula. Zat terlarutnya akan terelusi dari bahan
padat bersama-sama pelarutnya dan konsentrasi dari larutan ditentukan dengan
suatu teknik seperti spektrofotometri.
Setelah diamati beberapa saat, maka terbentuk warna kuning pada plat KLT
tersebut. Yang menyebabkab warna dari senyawa-senyawa pada kromatografi
lapis-tipis adalah perbedaan tingkat kepolaran warna dari senyawa-senyawa yang
sejauh mana tingkat kepolaran itu mempengaruhi perbedaan atau pemisahan yang
ditandai dengan tebentuknya spot-spot senyawa dalam kromatografi lapis-tipis
itu tergantung dari migrasi pelarut (fase mobil/fase gerak) terhadap fasa
diamnya, yaitu kromatografi lapis-tipis tersebut.
Sifat umum dari penyerap-penyerap untuk kromatografi lapis tipis adalah
mirip dengan sifat-sifat penyerap untuk kromatografi kolom. Dua sifat yang
penting untuk penyerap adalah besar partikel dan homogenitasnya karena adhesi
terhadap penyokong sangat bergantung kepada mereka. Contoh penyerap yang
digunakan untuk pemisahan-pemisahan dalam kromatografi lapis tipis ialah
misalkan silica atau alumina. Silica gel kebanyakan digunakan dengan diberi
pengkilat (binder) yang dimaksud untuk memberikan kekuatan pada lapisan dan
menambah adhesi pada gelas penyokong. Pengikat yang digunakan kebanyakan adalah
kalsium sulfat, tetapi biasanya dalam perdagangan silica gel telah diberi
pengikat. Silica ini digunakan untuk memisahkan asam amino, alkaloid, gula,
asam, lemak, lipida, minyak essensial, anion dan kation organic, sterol dan
terpenoid. Selain silica ada juga penyerap lainnya seperti alumina, bubuk
selulosa, pati, dan sphadex.
Setelah letak noda komponen
diketahui dan diberi tanda batas, maka harga Rf (Retardation factor) dapat dihitung. Harga Rf merupakan parameter
karakteristik kromatografi kertas dan kromatografi lapis tipis. Harga ini
merupakan ukuran kecepatan migrasi suatu senyawa pada kromatogram dan pada
kondisi konstan merupakan besaran karakteristik dan reprodusibel. Harga Rf
didefinisikan sebagai perbandingan antara jarak senyawa dari titik awal dan
jarak tepi muka pelarut dari titik awal.
Rf = Jarak yang ditempuh komponen
Jarak yang ditempuh pelarut
Nilai
Rf bersifat karakteristik dan menunjukkan identitas masing-masing komponen.
Komponen yang paling mudah larut dalam pelarut harganya akan mendekati satu.
Sedangkan komponen yang kelarutannya rendah akan mempunyai Rf hamper nol. Ada beberapa factor yang
menentukan harga Rf yaitu pelarut, suhu, ukuran dari bejana, kertas dan sifat
dari campuran.
Nilai Rf digunakan untuk
identifikasi kualitatif dari senyawa yang tidak diketahui dengan membandingkan
terhadap senyawa standard. Bila harga Rf-nya sama, berarti kedua senyawa
tersebut identik. Pada percobaan ini, nilai Rf senyawa yang diuji adalah 0,
2034 sedangkan nilai Rf senyawa standard yaitu 0, 8679. karena pebedaan nilai
keduanya sangat jauh maka dapat disimplukan bahwa kedua senyawa tersebut tidak
sama.
H. Kesimpulan
Dari percobaaan yang telah dilakukan
maka dapat disimpulkan bahwa :
Kromatografi
lapis tipis yaitu kromatografi yang menggunakan lempeng gelas atau alumunium
yang dilapisi dengan lapisan tipis alumina, silika gel, atau bahan serbuk
lainnya
Sampel
yang digunakan yaitu minyak kurkumin dari temulawak, sedangkan pelarutnya yaitu
kloroform dan dietil eter
Nilai Rf senyawa yang diuji adalah 0, 2034
sedangkan nilai Rf senyawa standard yaitu 0, 8679. karena pebedaan nilai
keduanya sangat jauh maka dapat disimpulkan bahwa kedua senyawa tersebut tidak
sama.
I.
Kemungkinan Kesalahan
Praktikan kurang terampil dalam menotolkan sample
pada plat KLT
Praktikan kurang teiti dalam mengukur jarak yang
ditempuh sample maupun pelarut pada plat KLT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar