LAPORAN AKHIR
MODUL VI
A. Judul : Perbedaan
Antara Senyawa Organik Dengan Anorganik
B. Tujuan : Melalui percobaan ini, diharapkan mahasiswa dapat memahami perbedaan sifat antara senyawa organik dan
senyawa anorganik
C. Dasar Teori
Kimia Organik adalah
disiplin ilmu kimia yang spesifik membahas studi mengenai struktur, sifat,
komposisi, reaksi dan persiapan(sintesis atau arti lainnya) tentang
persenyawaan kimiawi yang bergugus karbon dan
hidrogen, yang dapat juga terdiri atas beberapa elemen
lain, termasuk nitrogen, oksigen, unsur halogen, seperti fosfor,
silikon dan belerang. <1> <2> <3> Definisi asli dari kimia
"organik" berasal dari kesalahan persepsi atas campuran organik yang
selalu dihubungkan dengan kehidupan. Tidak
semua senyawa organik mendukung kehidupan di bumi sepenuhnya, tetapi kehidupan
seperti yang telah kita ketahui bergantung pula pada sebagian besar kimia
anorganik; sebagai contoh: beberapa enzim bergantung pada logam transisi,
seperti besi dan tembaga; dan senyawa bahan seperti cangkang/kulit, gigi dan
tulang terdiri atas sebagian bahan organik,sebagian lain anorganik.
Terlepas dari bahan dasar karbon,
kimia anorganik hanya menguraikan senyawa karbon sederhana, dengan struktur
molekul yang tidak mengandung karbon menjadi rantai karbon (seperti dioksida,
asam, karbonat, karbida, dan mineral). Hal ini tidak berarti bahwa senyawa
karbon tunggal tidak ada (yaitu: metana dan turunan sederhana). Biokimia
sebagian besar menguraikan kimia protein (dan biomolekul lebih besar).Karena
sifat yang spesifik, senyawa berantai karbon banyak menampilkan keanekaragaman
senyawa organik yang ekstrim dan penerapan yang sangat luas. Senyawa-senyawa
tersebut merupakan dasar atau unsur pokok beberapa produk (cat, plastik,
makanan, bahan peledak, obat-obatan, petrokimia, beberapa nama lainnya) dan
(terlepas dari beberapa pengecualian) bentuk senyawa merupakan dasar dari
proses hidup.
Perbedaan
bentuk dan reaktivitas molekul kimia menetapkan beberapa fungsi yang
mengherankan, seperti katalis enzim dalam reaksi biokimia yang mendukung sistem
kehidupan. Pembiakan otomatis alamiah dalam Kimia Organik dalam
kehidupan seluruhnya. Kecenderungan dalam Kimia organik termasuk
sintesis kiral, kimia hijau, kimia gelombang mikro,fullerene(karbon alotropis)
dan spektroskopi gelombang mikro.
Kimia
anorganik adalah cabang kimia yang mempelajari sifat dan reaksi
senyawa anorganik. Ini mencakup semua senyawa
kimia kecuali yang berupa rantai atau cincin atom-atom karbon, yang
disebut senyawa organik dan dipelajari dalam kimia
organik. Perbedaan antara kedua bidang ilmu ini tidak mutlak dan
banyak tumpang-tindih, khususnya dalam subbidang sianat (senyawa anorganik),
atau Senyawa organik adalah golongan besar senyawa
kimia yang molekulnya
mengandung karbon,
kecuali karbida,
karbonat,
dan oksida karbon. Studi mengenai senyawaan organik disebut kimia
organik. Banyak di antara senyawaan organik, seperti protein, lemak, dan karbohidrat,
merupakan komponen penting dalam biokimia.
Di antara beberapa golongan senyawaan organik adalah senyawa
alifatik, rantai karbon yang dapat diubah gugus
fungsinya; hidrokarbon
aromatik, senyawaan yang mengandung paling tidak satu cincin
benzena; senyawa heterosiklik yang mencakup atom-atom
nonkarbon dalam struktur cincinnya; dan polimer, molekul
rantai panjang gugus berulang.
Pembeda antara kimia organik dan anorganik
adalah ada/tidaknya ikatan karbon-hidrogen.
Sehingga, asam karbonat
termasuk anorganik, sedangkan asam format, asam lemak
pertama, organik.
Nama "organik" merujuk pada sejarahnya, pada abad ke-19,
yang dipercaya bahwa senyawa organik hanya bisa dibuat/disintesis dalam tubuh
organisme melalui vis vitalis - "life-force".
Kebanyakan senyawaan
kimia murni dibuat secara artifisial.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia
bebas
Sudah sejak zaman purba orang mengetahui bahwa tubuh makhluk
hidup (manusia, tumbuhan, dan hewan) dapat menghasilkan berbagai macam zat.
Gula pasir didapat dari batang tebu, dan gula merah dihasilkan dari pohon enau.
Beras dan gandum dapat diuraikan oleh ragi menjadi alkohol. Bangsa Mesir kuno
sudah mengenal formalin, suatu zat pengawet yang dihasilkan oleh semut. Orang
Mesopotamia dahulu memperoleh zat-zat pewarna dari hewan molluska. Pupuk urea
didapatkan dengan menguapkan air seni (urine) mamalia. Kini kita mengetahui
bahwa fosil tumbuhan dan hewan yang terpendam berabad-abad dalam tanah dapat
berubah menjadi minyak bumi.
Menjelang
akhir abad ke 18, para ahli kimia membagi senyawa-senyawa menjadi dua kelompok
:
a. Senyawa organik,
yang dihasilkan oleh makhluk hidup (organisme)
b. Senyawa
anorganik, yang dihasilkan oleh benda mati (kulit bumi atau udara)
Istilah
organik dan anorganik ini diusulkan oleh Karl Wihem Scheele (1742 -1786) dari
Swedia pada tahun 1780. Pada tahun 1807, Jons Jakob Berzelius (1779-1848)
mengeluarkan teori bahwa senyawa-senyawa organik hanya dapat dibuat di dalam
tubuh makhluk hidup dengan bantuan “daya hidup” (Vis Vitalis dalam bahasa
Latin), sehingga senyawa organik tidak mungkin dapat dibuat dari senyawa
anorganik di laboratorium. Oleh karena Berzelius dipandang sebagai ahli kimia
terbesar pada saat itu, teorinya dianut oleh para ilmuwan lainnya tanpa
ragu-ragu. Ternyata teori “daya hidup” itu tidak bertahan lama, dan akhirnya
ditumbangkan oleh murid Berzelius sendiri, Friedrich Wohler (1800 -1882) dari
Jerman. Pada tahun 1827, Wohler mereaksikan perak sianat dengan amonium klorida
untuk membuat amonium sianat.
AgOCN + NH4Cl NH4OCN + AgCl(s)
Ketika
Wohler menguapkan pelarut air untuk memperoleh kristal padat amonium sianat,
ternyata pemanasan yang terlalu lama menyebabkan amonium sianat berubah menjadi
urea !. NH4OCN à (NH2)2CO
Penemuan
Wohler itu menggemparkan dunia ilmu kimia, sebab urea (senyawa organik) dapat
dibuat dari amonium sebagaimana bunyi surat Wohler kepada Berzelius tertanggal
22 Februari 1828 : “ Saya mampu membuat urea dalam tabung reaksi tanpa bantuan
ginjal hewan atau manusia
C. ALAT
DAN BAHAN
Krus Etanol
Pemanas Air
Kapur
Kaki tiga Urea
Kawat kasa Larutan
NaOH 3M
Beaker 250
ml Lakmus
Merah
Tabung
reaksi Lakmus
Biru
Beaker
kecil Putih
Telur
Batang
pengaduk kaca Larutan
Timbal Asetat
Geals arloji Larutan
Asam Klorida 3M
Kawat tembaga Kloroform
Cawan
penguapan Larutan
Kalium Bromida
Batang
pengaduk Kasein
Larutan
asam nitrat 3M
Larutan
amonium molibdat
Kristal
natrium klorida
Kristal
sukrosa
Larutan
perak nitrat 1%
Gambar alat
Pembakar
spirtus
Kapasitas 100 ml, bertutup untuk mencegah
penguapan, bahan kaca.
Kegunaan :Untuk membakar zat atau memanasi larutan.
Kaki
tiga
Satu ring diamater 80 mm dengan tiga kaki
panjang 8 cm. Diameter luar : 8 mm.
Kegunaan :Untuk
penyangga pembakar spirtus
Beker
gelas 1000 ml
Bahan: gelas borosilikat. Volume : 1000 ml.
Berskala teratur dan permanen warna putih, tingkatan untuk percobaan siswa.
Kegunaan :Tempat
untuk percobaan, proses difusi osmosis
Tabung
reaksi
Bahan: gelas borosilikat, Ukuran: 15 x
150mm. Per pak 50 buah.
Kegunaan :Untuk
mereaksikan zat.
Batang pengaduk
Batang gelas, dengan ujung bulat dan ujung
yang lain pipih. Panjang 15 cm.
Kegunaan :Pengocok larutan
1.
Prosedur Ker Uji Unsur-Unsur Terkandung Dalam Senyawa
Organik
-
Dimasukan
dalam krus
-
Dibakar
-
-
Di
isi dengan air Dingin
-
Mengeringkan
bagian bawah luar dan sisi luar beaker
-
Mengamati yang terjadi
-
Dimasukan
dalam tabung reaksi
-
Mencelupkan
batang pengaduk kedalam air kapur
-
Menempatkan
ujung pengaduk ± 2 cm diatas nyala etanol yang sedang
terbakar
-
Mengamati
perubahan air kapur
-
Mencelupkan
kaca pengaduk kedalam sisa air kapur
-
Menghembuskan nafas keair kapur
yangh menemel pada ujung pengaduk selama beberapa menit
Uji
Beilstein
-
Dimasukan
salah satu ujung kawat tembaga ke nyala api
-
Mencelupkan
ujung kawat kesalah satu larutan
kemudian masukan ke nyala api
-
Mengamati
warna yang dihasilkan
-
Menguji
air ludah yang telah terkumpul dalam sebuah beaker kecil
-
Mencatat
pengamatan
-
Mengusap
kawat tembaga yang dingin bersih ke tangan anda kemudian masukan ke nyala api
Perbedaan sifat senyawa organik
dan anoranik
a. Perbedaan
yang teramati pada pemansan
-
Meletakan pada kawat kasa diatas kaki tiga
-
Beberapa kristal klorida pada salah satu bagian cawan
penguapan
-
Meletakan beberapa kristal sukrosa panaskan perlahan-lahan kemudian panaskan
dengan cepat sampai cawan merah membara
-
Dinginkan
-
Keluarkan NaCl dari cawan
-
Kemudian
panaskan dengan kuat residu sukrosa sampai habis
b. Perbedaan Ionisasi
-
Dimasukan
dalam tabung reaksi
-
Masukan
kloroform dengan jumlah yang sama
-
Menambahkan
3 tetes larut an perak nitrat 1 % ke dala masing-masing tabung
D. HASIL
PENGAMATAN
- uji unsure-unsur yang terkandung dalam senyawa organic
- uji unsure-unsur yang terdeteksi pada pembakaran
senyawa organic.
No
|
perlakuan
|
Hasil pengamatan
|
1
|
Etanol di bakar
|
Warna etanol ungu
|
2
|
Gelas kimia yang berisi air dengan dipanakan diatas
krus yang berisi etanol dibakar
|
Sebelyum air dipanaskan gelas kimia terlihat lembab
setelah dipanaskan kelembaban hilang
|
3
|
Ujung batang pengaduk ditempatlan diatas nyala etanol yang sedang
terbakar dengan jarak rata-rata 2 cm
|
Air kapur pada ujung batang pengaduk mongering dan serbguk kapur yang
terbentuk menempel pada ujung batang pengaduk
|
- Usur-unsur yang terdeteksi Usur-unsur yang
terdeteksi pada penambahan basa kuat dan pemanasan senyawa organic
- perbedaan ionisasi
No
|
Perlakuan
|
Hasil pengamatan
|
1
|
Perak nitrat 1% sebanyak 3 tetes ditambahkan pada 2
mL CHCl3
|
Perakk nitrat larut dalam CHCl3 dan
larutan tetap bening
|
2
|
Ditambahkan perak nitrat berlebih
|
Terbentuk dua lapisan larutan (lapisan atas perak nitrat dan lapisan
bawah CHCl3)
|
3
|
3 tetes perak nitrat 1% ditambahkan pada 2 mL NaCl
0,1 M
|
Larutam menjadi keruh
|
G. Pembahasan
1. Uji
Unsur-Unsur Yang Terkandung Dalam Senyawa Organik
a.
Unsur-unsur yang terdeteksi pada pembakaran senyawa organik
Dengan memasukan 2 ml etanol dalam krus, kemudian bakarlah
etanol tersebut dengan api kecil. Bila
etanol terbakar kemudian mengambil beaker 250 ml dan mengisi dengan air yang
dingin. Keringkan bagian bawah luar dan sisi luar beaker tersebut. Peganglah
beaker diatas alkohol yang sedang terbakar kemudian diamati.
Memasukan beberapa mililiter air kapur dalam sebuah tabung
reaksi atau beaker kecil. Mencelupkan batang pengaduk kaca dalam air kapur
tersebut sedemikian sehingga tertinggal satu tetes air kapur jernih pada ujung
pengaduk. Menempatkan ujung pengaduk kira-kira 2 cm diatas nyala etanol yang
sedang terbakar, kemudian mengamati perubahan yang terjadi pada air kapur.
b. Uji
Beilstein
Memasukan
salah satu ujung kawat tembaga tersebut kenyala api, sampai tidak timbul warna.
Setelah dingin, mencelupkan ujung kawat tersebut kesalah satu larutan diatas,
kemudian masukan kenyala api. Kemudian mengamati perubahan warna yang terjadi.
Dan menguji air ludah yang telah terkumpul dalam sebuah beaker kecil. Mencatat
pengamatan dan kesimpulan kemudian mengusapkan kawat tembaga yang dingin dan
bersih ke tangan kemudian masukan kenyala api, uji ini akan berhasil bila
tangan berkeringat.
2. Perbedaan
Sifat Senyawa Organik Dan Anorganik
a. Perbedaan
yang teramati pada pemanasan
Meletakan sebuah cawan penguapan pada kawat kasa
diatas kaki tiga. Pada salah satu bagian cawan penguapan, meletakan beberapa
kristal NaCl. Pada bagian lain meletakan beberapa kristal sukrosa. Mula-mula
panaskan perlahan-lahan, kemudian panaskan dengan cepat sampai cawan merah
membara. Dinginkan, kemudian mengamati perubahan NaCl dan sukrosa tersebut.
Mengeluarkan NaCL dari cawan kemudian panaskan dengan kuat residu sukrosa
sampai habis.
b. Perbedaan
ionisasi
Memasukan 2 ml
larutan natrium klorida 0,1 M dalam sebuah tabung reaksi. Pada tabung yang
lain, memasukan kloroform dengan jumlah yang sama. Dan menambahkan 3 tetes
larutan perak nitrat 1% kedalam masing-masing tabung. Mencatat pengamatan. Dan
menyimpulkan tentang adanya ion klorida dalam dua tabung reaksi.
H.
Kesimpulan
Senyawa
organik adalah golongan besar senyawa
kimia yang molekulnya
mengandung karbon,
kecuali karbida,
karbonat,
dan oksida karbon. Studi mengenai senyawaan organik disebut kimia
organik. Banyak di antara senyawaan organik, seperti protein, lemak, dan karbohidrat,
merupakan komponen penting dalam biokimia.
Di
antara beberapa golongan senyawaan organik adalah senyawa
alifatik, rantai karbon yang dapat diubah gugus fungsinya;
hidrokarbon
aromatik, senyawaan yang mengandung paling tidak satu cincin
benzena; senyawa heterosiklik yang mencakup atom-atom
nonkarbon dalam struktur cincinnya; dan polimer, molekul
rantai panjang gugus berulang.
Pembeda
antara kimia organik dan anorganik adalah ada/tidaknya ikatan karbon-hidrogen.
Sehingga, asam karbonat
termasuk anorganik, sedangkan asam format, asam lemak
pertama, organik.
Nama
"organik" merujuk pada sejarahnya, pada abad ke-19,
yang dipercaya bahwa senyawa organik hanya bisa dibuat/disintesis dalam tubuh
organisme melalui vis vitalis - "life-force"
I. DAFTAR
PUSTAKA
Team teaching prak. Kimia Organik.
2008. Modul Praktikum.
Gorontalo: UNG
Organik versus Anorganik - Buku
kimia kelas 1 SMA
oleh Bpk Ganggeng Kanyoet, Yogya
oleh Bpk Ganggeng Kanyoet, Yogya
Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas
The Golden Nugget Hotel & Casino - Mapyro
BalasHapusThe Golden Nugget Hotel & Casino in Las Vegas 고양 출장마사지 is located at 경산 출장안마 1010 Las Vegas Boulevard South, near 당진 출장마사지 the Las 광주광역 출장마사지 Vegas Strip and is close to The Mirage. 경상남도 출장안마 It is